Untitled DocumentBeranda » Berita » Kilala Tilaar Prediksi Pemulihan Bisnis Kosmetik Dalam Indonesia Industry Outlook 2021 ConferenceKilala Tilaar Prediksi Pemulihan Bisnis Kosmetik Dalam Indonesia Industry Outlook 2021 Conference 07 Nov 2020
Kondisi pandemi dan resesi ekonomi adalah dua isu yang menjadikan tahun 2020
sebagai tahun yang penuh tantangan bagi perjalanan bisnis berbagai
industri di Indonesia. Mulai dari industri perbankan, media,
asuransi, FMCG, hingga kecantikan ikut merasakan dampaknya. Seperti
sebagian besar perusahaan kosmetik, Martha Tilaar Group pun tak luput
dari imbas pandemi dan resesi sehingga perlu melakukan manuver
strategi, khususnya secara internal. Kilala Tilaar selaku CEO Martha
Tilaar Group memaparkan strategi yang diambil Martha Tilaar Group
untuk bisa bertahan dalam masa resesi ini dalam sebuah talkshow pada
Indonesia Industry Outlook 2021 Conference yang dimoderatori oleh
Vita Datau selaku Ahli Manajemen dan Ketua Jaringan Gastronomi
Indonesia.
Diprediksi oleh Kilala, perbaikan penjualan industri akan sedikit lama. Meskipun
di quarter ketiga akan ada perbaikan namun untuk kembali mencapai
posisi tahun 2019, akan memerlukan waktu. Karena itulah, Martha
Tilaar Group kini melakukan beberapa strategi di antaranya
pemanfaatan platform digital, menjaga komunikasi dengan konsumen
malalui influencer seperti blogger dan vlogger, serta melakukan
penjualan secara online termasuk home delivery.
Mengantisipasi perbaikan iklim bisnis yang relatif membutuhkan waktu lama, Kilala
selaku pimpinan Martha Tilaar Group memaparkan sejumlah strategi yang
diambil demi keberlangsungan bisnis perusahaan. Di antara beberapa
strategi tersebut, yang paling utama adalah dengan mengelola aliran
dana dengan bijak agar bisnis bisa bertahan. “Dengan perubahan yang
terjadi akibat pandemi, secara internal kamu juga mengalami
perubahan. Kami menerapkan efisiensi, baik dalam alokasi investasi
maupun cara kerja kami,†ujar Kilala.
Selain efisiensi, konsistensi dalam inovasi dan fleksibilitas dalam
melakukan promosi yang relevan dengan generasi muda juga perlu
dilakukan. Kini, penggunaan medial digital dan online akan membawa
dampak yang signifikan, terutama di masa pandemi ini. Berkolaborasi
dengan influencers sangatlah baik untuk menjembatani komunikasi
perusahaan dengan konsumen.
Jeli melihat perubahan dan adaptif juga menjadi kunci mempertahankan
bisnis di masa pandemi. Dilihat dari competitive chance, kini
permintaan dan penjualan memang lebih tertuju pada produk yang
terkait dengan kesehatan dan kebersihan (hygiene) seperti hand
sanitizer, sabun cuci tangan, dan disinfektan, namun ada satu pasar
yang menarik perhatian yaitu jamu. “Penjualan jamu oleh UMKM
meningkat, seharusnya kita bisa bersama-sama memaksimalkan peluang
ini, mengingat jamu adalah kekayaan bangsa kita,†ujar Kilala. Karena itulah, kini Martha Tilaar Group juga lebih serius menggarap
produk jamu dan hand sanitizer.
Kami mempertahankan tanaman lokal dan keindonesiaan dalam produk kami.
Kami berusaha selalu mendengarkan kebutuhan konsumen untuk
pengembangan produk. Produk dekoratif tentu masih akan dibutuhkan
karena meskipun sebagian orang bekerja dari rumah, namun tampil
profesional tetap perlu dilakukan. Kami juga akan tetap mengembangkan
inovasi, misalnya dengan pengembangan produk perawatan kulit,â€
lanjut Kilala.
IMG